Artikel Sejarah Desa Cibuntu


Sejarah Desa Cibuntu

 

Cibuntu adalah sebuah Desa di Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat – Indonesia. Asal mula nama Desa Cibuntu  pada zaman dahulu kala ketika peperangan Agama Budha dan Agama Islam. Konon katanya dulu ada seseorang bernama Ki Luwu Cigugur yang tidak kuat mempertahankan keadaan di Cigugur karena diserang oleh musuh yang beragama islam. Maka ia memutuskan untuk melarikan diri melalui desa Cikondang sampai akhirnya ia menemui ajalnya dan dimakamkan di Desa Cikondang. Sebelum ia meninggal dunia dia pernah berkata bahwa ia tidak sanggul melanjutkan perjuangan dan lebih baik mati disini. Dan sebelum meninggal ia juga berbicara menamai Desa ini bukan Desa Cikondang melainkan Desa Cibuntu. Lantas hingga kini tempat ini dinamakan Cibuntu.
Desa Cibuntu merupakan desa sebuah Desa berbasis wisata yang terletak di kaki gunung Ciremai tepatnya berada di Desa Cibuntu, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan-Jawa Barat. Desa ini terletak kurang lebih 20 Km dari pusat Kota Kuningan dan berbatasa langsung dengan Kabupaten Cirebon. Desa Cibuntu merupakan desa wisata yang termasuk unik karena di lingkungan desa banyak ditemukan situs – situs purbakala. Konon desa tersebut sudah ada sejak Jaman Batu ( Megalitikum ). Situs peninggalan sejarah yang berada di Desa Cibuntu diperkarakan berumur 5.000 – 10.000 tahun yang lalu di era zaman Megalitikum kasar. Hal ini terlihat dari jejak yang masih ada berupa kuburan batu yang masuk  dalam situs purbakala di Kabupaten Kuningan.
Sejarah terbentuknya Desa Cibuntu. Konon cerita nya situs – situs purbakala yang berada di Desa Cibuntu merupakan tempat – tempat yang menjadi napak tilas para wali ketika akan menuju ke Gunung Ciremai. Kebenaran mengenai cerita itu sendiri tentu saja masih simpang siur. Hanya warga desa setempatlah yang tahu. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa situs-situs yang ada di desa tersebut kebanyakan situs kuburan batu pada zaman Megalitikum. Dari dalam kuburan batu itu banyak ditemukan kapan genggam yang terbuat dari batu. Kini banyak dari kapak - kapak batu tersebut disimpan di Museum Cipari.
Situs Bujal Dayeuh adalah salah satu situs bersejarah yang terdapat di desa tersebut. Bujal  Dayeuh  berarti  perutnya Dayeuh. Pada tahun 1970 juga ditemukan beberapa perkakas bersejarah  seperti batu, kapak, gelang dan situs Hulu Dayeuh. Ditelisik pada zaman Megalitikum,  era penemuan tersebut sudah masuk ke dalam era batu halus. Arca Purbakala secara kasat mata  dapat  dilihat dan ditemukan berbentuk batu kasar. Situs unik lainnya yang terdapat di  desa tersebut adalah situs yang berbentuk Arca jenis perempuan atau ratu, warga menyebutnya  dengan situs Saurip yang artinya satu kehidupan atau kebersamaan. Selain itu terdapat juga situs Saurip Laper, Saurip Kidul, Cikahuripan dan Curug Bongsreng.
Ada satu situs unik namanya Loa. Situs tersebut terbentuk dari batu batuan. Ada satu batu besar mirip sebuah meja kemudian dikelilingi batu – batu kecil mirip sebuah kursi, disampingnya ada aliran air dan dibawah pohon Loa yang meneduhi meja tersebut. Keberadaannya persis sebelum masuk Desa Wisata Cibuntu. Di Desa Cibuntu juga dapat dijumpai situs bersejarah Cikahuripan yang merupakan objek sumber mata air yang bening, dingin, dan segar. Cikahuripan bisa menjadi spot yang tak terlewatkan dari safari Wisatawan. Selain itu Desa Cibuntu juga memiliki Air Terjun dengan ketinggian lebih dari 25 Meter yang di namakan Curug Bongsreng. Lokasi nya berada agak jauh dari pemukiman warga. Berada di tebing batu, menjadikan air terjun sangat menantang untuk dijajal.


Previous
Next Post »
0 Komentar